
EHSAN USTAZ KIAS...
Di riwayat lain Rasululloh mengatakan “Kebiasaan orang itu sama dengan tabiat shahabatnya. Maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang menjadi sahabatnya” (HR. Ahmad).
Dan ia berkata (Ibnu Mas’ud) :"Seseorang itu akan berjalan dan berteman dengan orang yang dicintainya dan mempunyai sifat seperti dirinya." (Al Ibanah 2/476 nomor 499)
Beliau melanjutkan : "Nilailah seseorang itu dengan temannya sebab
sesungguhnya seseorang tidak akan berteman kecuali dengan orang yang
mengagumkannya (karena seperti dia)." (Al Ibanah 2/477 nomor 501)
Abdullah bin Mas'ud berkata :"Nilailah tanah ini dengan nama-namanya dan nilailah seorang teman dengan siapa ia berteman." (Al Ibanah 2/479 nomor 509-510)
Amru bin Qais Al Mulaiy berkata : "Jika kamu lihat seorang pemuda tumbuh bersama Ahli Sunnah wal Jamaah harapkanlah dia dan bila ia tumbuh bersama ahli bid'ah berputus-asalah kamu dari (mengharap kebaikan)nya. Karena pemuda itu bergantung di atas apa yang pertama kali ia tumbuh dan dibentuk." (Al Ibanah 1/205 nomor 44 dan 2/482 nomor 518)Ia --juga-- mengatakan : "Seorang pemuda itu benar-benar akan berkembang maka jika ia lebih mementingkan duduk dengan Ahli Ilmu ia akan selamat dan jika ia condong kepada yang lain ia akan celaka."
Perhatikan pula apakah diri kita telah menjadi teman yang baik dan saling mengisi kepada teman ataupun sahahabat kita nantinya ya akhi. Alloh berfirman ” ... Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Alloh, sungguh, Alloh sangat berat siksaannya. ” (QS. Al Ma’idah : 3)
Dan ingatlah pula kepada firman Alloh ” Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zhalim itu menggigit dua tangannya, seraya berkata : ’ Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan (yang lurus) bersama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan jadi teman akrab(ku). Sesungguhnya, dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an ketika Al-Qur’an telah datang kepadaku. Dan setan itu tidak akan menolong/pengkhianat manusia” (QS. Al Furqaan : 27-29)
Backstreet Boys - Inconsolable
I close the door
Like so many times, so many times before
Felt like a scene on the cutting room floor
When I let you walk away tonight
Without a word
I try to sleep, yeah
But the clock is stuck on thoughts of you and me
A thousand more regrets unraveling, oh
If you were here right now, I swear,
I’d tell you this
Chorus
Baby I don’t want to waste another day
Keeping it inside it’s killing me
Cause all I ever want, it comes right down to you
I’m wishing I could find the words to say
Baby I would tell you every time you leave
I’m inconsolable
I climb the walls
I can see the edge but I can’t take the fall, no.
I’ve memorized the number
So why can’t I make the call?
Maybe ’cause I know you’ll always be with me
In the possibility
Chorus
Baby I don’t want to waste another day
Keeping it inside it’s killing me
Cause all I ever want, it comes right down to you
I’m wishing I could find the words to say
Baby I would tell you every time you leave
I’m inconsolable
I don’t want to be like this,
I just want to let you know,
Everything that I’m holding,
Is everything I can’t let go, can’t let go.
Chorus
Baby I don’t want to waste another day
Keeping it inside it’s killing me
Cause all I ever want, it comes right down to you
I’m wishing I could find the words to say
Baby I would tell you every time you leave
I’m inconsolable
Don’t you know it baby
I don’t want to waste another day
I’m wishing I could find the words to say
Baby I would tell you every time you leave
I’m inconsolable
Adakah orang lain akan rasa apa yang kita rasa?..Tidakkan?..Tanpa kita jelaskan apa yang kita rasa orang lain takkan rasa..Adapun apa yang kita jelaskan orang lain hanya akan faham maksud yang kita jelaskan tetapi rasa itu tidak akan dirasa juga...Kenapa?..Rasa itu adalah satu perasaan yang bukan boleh dipaksa-paksa...Ianya datang sendiri...Ada rasa sayang bertukar benci..Ada rasa benci bertukar sayang..begitu jugalah rasa cinta ,marah atau apa sahaja.... Adakah adil jika kita paksakan rasa kita untuk menjaga hati orang lain?..Tidakkan..Rasa itu tidak ikhlas dan akhirnya akan menyeksa diri orang lain...Jadi ikhlaslah dengan rasa supaya rasa itu kekal untuk selama-lamanya......
HANYA MILIKMU...Anuar Zain..
Bila harap itu tak ada
Tak relakan bila terjadi
Hanya waktu yg tentukan
Ku ingin kuatkan hatimu
Yakinku hanyalah milikmu
Besar cinta ku tak berubah
Walau kini rasa itu
Perlukan hatimu
Ku hanya milikmu
Yakinnya hatiku
Meski kau tinggalkan
Masihku milikmu
Mengertikah bila cinta ini
Tak akan pernah sedikitpun pudar
Selain untuk mu
Ku ingin ku akan setiamu
Yakinku hanya lah milikmu
Besar cintaku tak berubah
Walau kini rasa itu
Luluhkan hatimu
Kuhanya milikmu
Yakinnya hatiku
Meski kau tinggalkan
Masihku milikmu
Mengertikah bila cinta ini
Tak akan pernah sedikitpun pudar
Selain untuk mu…
Mungkin kita boleh membuat tafsiran yang berbeza bagi lirik lagu ini..Bagi AD ..ianya sebuah lagu untuk menyatakan cinta hambanya kepada pencipta...cinta yang tiada sempadan...cinta yang tiada dusta...cinta yang tiada batas waktu...cinta yang penuh keyakinan bahawa cinta ini tiada penghujungnya dan akan berkekalan sampai bila-bila.........
KETULUSAN HATI - ANUAR ZAIN
Cintaku tak berdusta
Tak mengenal ingkar
Tak kenal nestapa
Cintaku hanya indah
Hanya bahagia untuk selamanya
Apa yang kurasakan ini
Persembahan untuk diri MU
Kau biarkan kasihku
Mencintai MU tak mengenal waktu
Tak mengenal puitis
hanya tulusnya hati
mencintai MU tak mengenal ragu
keyakinan hatiku hanya untuk diri MU
selalu
Cintaku tak berdusta
Tak mengenal ingkar
Tak kenal nestapa
Tak ada seribu janji
Hanya bahagia untuk selamanya
Apa yang kurasakan ini
Persembahan untuk diri MU
Kau benarkan kasihku
Mencintai MU tak mengenal waktu
Tak mengenal puitis hanya tulusnya hati
Mencintai MU tak mengenal ragu
Keyakinan hatiku hanya untuk diri MU selalu
Apa yang kurasakan ini
Persembahan untuk diri MU
KAU dengarkan kasihku
oooo
KHUTBAH RASULULLAH S.A.W.PADA HARI TERAKHIR BULAN SYAA’BAN ,BAGINDA BERSABDA BERMAKSUD:
“Wahai manusia ,bulan agung ,bulan penuh barakah telah (datang) menaungi kita bulan yang didalamnya terdapat satu amalan terbaik dari seribu bulan.Pada bulan ini Allah mewajibkan puasa siangnya ,Allah sunatkan qiamullail , sesiapa yang bertaqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) dengan melakukan satu kebaikan akan diganjari dengan pahala melakukan 70 ibadah fardhu yang dilakukan di bulan2 ini.Ramadhan adalah bulan sabar dan sabar itu balasannya syurga ,bulan santunan,bulan ditambah rezekinya orang2 mukmin,sesiapa yang memberi makan untuk berbuka kepada orang berpuasa ganjarannya adalah keampunan Allah terhadap segala dosa-dosanya,dirinya dibebaskan dari neraka dan dia mendapat pahala sebesar pahala orang berbuka itu tanpa dikurangi.”
Maka Rasulullah S.A.W. menjawab :” Allah memberikan pahala tersebut sekalipun yang diberi untuk berbuka puasa itu hanya sebiji tamar atau seteguk air atau sesudu susu.Bulan Ramadhan di awalnya rahmah , di pertengahannya keampunan dan di akhirnya pembebasan dari neraka . Sesiapa yang memberi keringanan kepada hamba sahaya pada bulan ini , Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan dia akan dibebaskannya dari api neraka.
Pada bulan ini perbanyakkanlah 4 perkara.Dua daripadanya membuatkan kamu diredhai Rabb kamu dan dua yang lain sesuatu yang sangat kamu perlukan.
Dua perkara yang menjadikan kamu diredhai tuhanmu ialah:
1. Bersaksi bahawa tiada tuhan yang disembah melainkan Allah.
( Bersyahadah :’asyhadu an la ilaha illa Allah’)
2. Kamu meminta ampun kepada nya.
( Astagfirullah al-‘adzim)
Dua yang lain yang sangat kamu hajati ialah:
1. Kamu meminta syurga kepada nya.
(Allahumma inni as-aluka al-jannah)
2. Kamu meminta dilindungi dari api neraka.
( Allahumma inni a’udzu bika min al-Nar)
Sesiapa yang memberi minum (berbuka kepada orang yang berpuasa ,maka Allah akan memberi minum kepadanya dari telagaku,dia tidak akan merasa dahaga sesudah itu,sehinggalah dia memasuki syurga.”
(Diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah)
A hypothesis (from Greek ὑπόθεσις) consists either of a suggested explanation for a phenomenon or of a reasoned proposal suggesting a possible correlation between multiple phenomena. The term derives from the Greek, hypotithenai meaning "to put under" or "to suppose." The scientific method requires that one can test a scientific hypothesis. Scientists generally base such hypotheses on previous observations or on extensions of scientific theories.
In early usage, scholars often referred to a clever idea or to a convenient mathematical approach that simplified cumbersome calculations as a hypothesis; when used this way, the word did not necessarily have any specific meaning. Cardinal Bellarmine gave a famous example of the older sense of the word in the warning issued to Galileo in the early 17th century: that he must not treat the motion of the Earth as a reality, but merely as a hypothesis.
In common usage in the 21st century, a hypothesis refers to a provisional idea whose merit needs evaluation. For proper evaluation, the framer of a hypothesis needs to define specifics in operational terms. A hypothesis requires more work by the researcher in order to either confirm or disprove it. In due course, a confirmed hypothesis may become part of a theory or occasionally may grow to become a theory itself. Normally, scientific hypotheses have the form of a mathematical model. Sometimes, but not always, one can also formulate them as existential statements, stating that some particular instance of the phenomenon under examination has some characteristic and causal explanations, which have the general form of universal statements, stating that every instance of the phenomenon has a particular characteristic.
Any useful hypothesis will enable predictions, by reasoning (including deductive reasoning). It might predict the outcome of an experiment in a laboratory setting or the observation of a phenomenon in nature. The prediction may also invoke statistics and only talk about probabilities. Karl Popper, following others, has argued that a hypothesis must be falsifiable, and that a proposition or theory cannot be called scientific if it does not admit the possibility of being shown false. To meet this additional criterion, it must at least in principle be possible to make an observation that would disprove the proposition as false, even if one has not actually (yet) made that observation. A falsifiable hypothesis can greatly simplify the process of testing to determine whether the hypothesis has instances in which it is false.
It is essential in framing a hypothesis that the investigator does not currently know the outcome of a potentially falsifying test or that it remains reasonably under continuing investigation. Only in such cases does the experiment, test or study potentially increase the probability of showing the truth of a hypothesis. If the researcher already knows the outcome, it counts as a "consequence" — and the researcher should have already considered this while formulating the hypothesis. If one cannot assess the predictions by observation or by experience, the hypothesis classes as not yet useful, and must wait for others who might come afterward to make possible the needed observations. For example, a new technology or theory might make the necessary experiments feasible.